Mantan pengikut syiah sampang belum miliki tempat tinggal

Mantan pengikut syiah sampang belum miliki tempat tinggal


SAMPANG, prolinknews1996.blogspot.com - Ratusan mantan pengikut syiah asal Kabupaten Sampang, Madura, sudah kembali ke kampung halamannya. Tercatat, mereka mengungsi mulai sejak 2012 di Rusun Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo. Kemudian, pada 2022 pemerintah berhasil memulangkan ratusan penyintas itu dengan aman.

Diketahui, pada 29 April 2022 lalu pemerintah berhasil memulangkan para mantan pengikut syiah tahap pertama, sebanyak 14 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 53 jiwa. Rinciannya, 3 KK dari Desa Karanggayam dan 11 KK dari Desa Blu’uran.

Sementara, pada tahap ke dua ini, pemerintah kembali memulangkan sekitar 265 mantan penganut  syiah. Para pengungsi yang telah dibaiat menjadi Sunni pada 2020 lalu itu akhirnya bisa kembali ke kampung halaman di Sampang, Madura, dan tiba pada Kamis 4 Mei 2023 di Pendopo Trunojoyo, Sampang.

Namun, yang menjadi catatan penting dan pekerjaan rumah (PR), khususnya bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang yakni, jaminan fasilitas tempat tinggal bagi ratusan mantan pengikut syiah. Sebab, hingga kini para penyintas tersebut rata-rata belum memiliki tempat tinggal.

Seperti yang disampaikan Mat Rosid (34), salah satu mantan penganut syiah yang dipulangkan pada gelombang pertama. Saat ditemui maduraindepth.com, dia ikut menyambut rombongan gelombang kedua.

“Selama di desa kami, kampung kami ini alhamdulilah tidak ada permasalahan, tidak ada perselisihan. Kami sudah satu tahun di Desa Blu’uran, aman-aman saja. Lebih aman dari pada yang dulu,” ucapnya.



Setahun di Sampang, ayah dua anak ini bekerja sebagai petani. Mat Rosid juga sudah mengikuti kegiatan bersama masyarakat seperti shalat berjamaah. “Kami bersyukur bahwa kami sudah diterima oleh masyarakat Kecamatan Karang Penang dan Omben. Sudah ikut kegiatan masyarakat. Mengikuti aturan yang ada di kampung,” ujar Rosid.

Sejak tiba di kampung halaman, dia mengaku masih menumpang tinggal bersama keluarga terdekatnya. Sebab, dia belum memiliki tempat tinggal sendiri dan menunggu bantuan dari pemerintah.

“Kami tidak punya rumah sendiri, selama setahun ini masih numpang ke keluarga yang lain. Tetapi tetap nyaman dan hidup bergandengan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Blu’uran, Moh. Faruq, mengakui seluruh pengungsi eks Syiah yang kembali pada gelombang pertama masih belum memiliki tempat tinggal dan menumpang di rumah keluarga terdekat. Karena belum punya rumah sendiri.

“Masih belum ada bantuan sama sekali, ditambah yang baru datang di gelombang dua ini, maka tetap numpang ke kerabat di kampungnya,” kata Faruq.

Pada gelombang kedua ini, dia melaporkan setidaknya 22 eks pengikut Syiah yang akan kembali ke wilayahnya. “Harapan untuk pemerintah supaya secepatnya bantuan itu terealisasi,” ujarnya.

Perlu diketahui, setibanya di Pendopo Trunojoyo Sampang, Basnaz Kabupaten Sampang dan Baznas Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan dengan total sebesar Rp 280 juta kepada sejumlah mantan pengikut Syiah itu. Ketua Baznas Kabupaten Sampang Kyai Abd. Rouf Al-Hitami mengatakan, sejumlah pihak memberikan dukungan dan bantuan untuk membantu warga penyintas pengikut Syiah, agar bisa kembali ke pulang.

“Total bantuan yang diberikan sebesar Rp 280 juta, untuk 14 rumah dan setiap rumah mendapat 20 juta,” pungkasnya. (Alim/AR)


prolinknews1996.blogspot.com/ https://www.youtube.com/@prolinknews1996 https://www.facebook.com/ProlinkNews PROLINK🌏News Terbaru-Lengkap-Menghibur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjaringan dan Pendaftaran Balon Walkot di PDI Perjuangan Tembus 14 Orang

Panitia Adhoc Penjaringan dan Pendaftaran Cawali-CaWawali PDIP Kota Probolinggo Terbentuk

Ketua Tim Pemenangan Pilkada Nasional 2024 PDI Perjuangan Adian Napitupulu Bicara Pas Pelatnas Tim Pemenangan Pilkada 2024, Bertema Bangkit, Bergerak, Menang di Hotel Seruni, Cisarua, Bogor